Terbukti, Demo AMPP Cuma Besar Mulut

Amurang, RSA
Ancaman demo yang dijanjikan LSM Aliansi Masyarakat Peduli Pengangguran (AMPP) Minsel Selasa (23/02) kemarin kembali tidak dibuktikan. Karena, sesuai informasi AMPP ingin agar Bupati Drs RM Luntungan yang menerima mereka. Namun pada kenyataannya, justru RML sendiri tidak berada di Kantor Bupati. Namun demikian, RML justru menghadiri acara MTQ yang dipusatkan di Kecamatan Belang Kabupaten Mitra.
Ketua LSM AMPP Minsel Nico Lonteng, SPd menilai, bahwa apa gunanya kami AMPP melakukan demo kalau Bupati RML tidak ada. ‘’Yang kami inginkan adalah kehadiran RML. Supaya, semua unek-unek yang akan kami sampaikan secara langsung didengar RML. Tetapi, apalah artinya bila kami menyampaikan orasi serta maksud AMPP sementara Bupati Minsel tidak ada,’’ ujar Lonteng dengan nada keras. Lanjut kata Lonteng, bahwa kami tidak melakukan demo sebagaimana sudah dijanjikan sebelumnya.
Menurutnya, janji kami sampai Rabu (24/02) hari ini. ‘’Kalau nantinya besok (hari ini, red) RML tidak menerima kehadiran kami. Maka kami sampaikan bahwa Pemkab Minsel ‘panako’ menerima kami. Kehadiran kami juga untuk menjawab keinginan warga Minsel. Tidak ada maksud apa-apa rencana demo kami. Hanya saja, AMPP meminta pertanggungjawaban atas semua janji-janji yang disampaikan Bupati RML,’’ ungkap Lonteng lebih keras.
Ditempat terpisah, tokoh masyarakat Minsel Drs Experius Ph Rembang menilai rencana demo AMPP adalah keinginan mereka yang terpendam. ‘’Demo AMPP juga sangat baik. Sayangnya, jangan ada susupan kepentingan politik. Sebab, bila ada kepentingan politik didalamnya, pasti akan memberikan dampak yang kurang sehat,’’ ucap Rembang.
Dari pantauan Media Sulut, hanya sekitar puluhan orang dengan beberapa kendaraan roda empat, dua dan pejalan kaki yang berkumpul di Pemkab Minsel. ‘’Torang Cuma mo lia, kalau Bupati RML ada. Maka kami akan sampaikan kepada semua anggota dan masyarakat Minsel untuk turun ke Pemkab Minsel. Bagaimanapun, kami tidak mau terjadi kesalahan dalam orasi demo,’’ jelas sumber yang meminta namanya tidak dikorankan. (andries pattyranie)