Senin, 15 Juni 2009

Sample Air DAS Ranoyapo Diantar ke Bandung

Radio, SA
Merasa masih belum aman soal isu yang berkembang bahwa DAS Ranoyapo telah tercemar mercuri dan sianida. Dimana isu tersebut akibat adanya Penambang Emas Tanpa Izin (PETI) di tiga lokasi. Yaitu, Tokin, Karimbow dan Picuan Kecamatan Motoling Timur. Akibatnya, Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Minsel pun langsung mengambil sample air di DAS Ranoyapo.
Kepala Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Minsel Drs Ventje Igir, BSc kepada Media Sulut kemarin menyebut bahwa isu DAS Ranoyapo tercemar mercuri dan sianida belum pasti benar. ‘’Dan besok (hari ini, red) saya akan ke Bandung untuk membawa samplenya. Dimana samplenya diambil langsung dari DAS Ranoyapo. Untuk mengetahui apakah DAS Ranoyapo tercemar seperti isu belakangan ini menyebut kita tunggu saja,’’ ujar Igir. Ditambahkan Igir, saya yang langsung membawa samplenya. Jadi kita tunggu saja hasilnya. Ketika ditanya kalau KLH kan memiliki alat pengukur air. Igir pun menjelaskan kalau itu memang benar. ‘’Namun, bagaimana pun pihaknya belum bisa menggunakannya. Lagipula, KLH Minsel belum memiliki staf khusus untuk masalah pencemaran air. Ya, bagaimana kami harus mencari tahu hal diatas. Stafnya saja pihaknya belum punya. Maka dari itu, kami masih harus membawa samplenya ke Bandung ,’’ jelasnya.
Senada dikatakan Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Minsel Drs Johnny Max Sajow, kalau samplenya dirinya yang mengambil di DAS Ranoyapo. ‘’Terdapat tiga titik sample yang diambil. Di atas PDAM Amurang, di Buyungon dan mulut kuala. Untuk mengambil samplenya pun harus ekstra hati-hati. Dengan demikian, karena sample air DAS Ranoyapo sudah ada. Maka KLH Minsel pun langsung mengantar ke Bandung untuk menindaklanjuti isu tercemar. Sekali lagi, kita tunggu saja hasilnya,’’ tegas Sajow yang juga mantan Kepala PMD Minsel ini. (Rocky)

0 komentar:

Posting Komentar

 
© Copyright by Swara Amoerang 107.7 FM  |  desain by Zhee